Selasa, 26 Juli 2011

ITULAH INDONESIA.... [1]

Itulan ucapan Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukino,jelang penutupan acara Jihad Pagi pada hari Ahad, 24 Juli 2011. Ucapan dengan nada guruan dan gojekan itu disampaikan Al-Ustadz menanggapi ditundanya pengajian akbar peresmian Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) Bojonegoro.

Tertundanya peresmian Majlis Tafsir Al-Quran (MTA) Bojonegoro, bagi saya pribadi, adalah sebuah 'kado terindah, untuk ‘sangu urip lan ngurip-nguripi’ bulan suci penuh berkah, puasa Ramadhan 1432 H.

Tertundanya sebuah acara peresmian MTA di berbagai tempat, di mana pun di delapan penjuru mata angin sebuah negeri bernama Indonesia, adalah seperti menyaksikan sekumpulan pegawai negeri yang wajib mengikuti upaca bendera 17-an. Dengan logika ‘wajib’ itu, penundaan demi penundaaan peresmian MTA adalah sebuah keniscayaan yang wajib diamini sebagai bagian dari sami’na wato’na, sebuah jeda ketaatan kepada sang imam. Atau bagian dari Yes Sir, sebuah kewajib anak buan kepada juragan. Atau ‘Siap Jenderal’, sebuah kesiapan melaksakan perintah seorang kopral atas sanga Jendral.

Siapa yang mewajibkan? Yang wajibkan, ya Sang Pemberi Wajib, yakni Allah Azza Wa Jalla. Dengan itu, kita ditunutun, lalu dibiasakan untuk menerima kepahitan demi kepahitan yang insya Allah akan berujung kepada kebaikan.

Masih segar dalam ingatan kita, betapa indahnya kewajiban sebuah “tragedy Purworejo” itu. Inilah yang sering saya sebut dengan ‘blessing in disguise’, selalu ada hikmah di balik bencana itu. Sama sekali tidak ada yang menyangka, bahwa dari rahm penundaan MTA Purworejo itu akan lahir bayi kembar 6 secara bersamaan. Keenam bayi kembar itu adalah [1] MTA Perwakilan Purworejo, [2] MTA Cabang Pituruh, Purworejo, [3] MTA Cabang Kasihan Kabupaten Bantul, [4] MTA Cabang Piyungan Kabupaten Bantul, [5] MTA Cabang Rongkop Kabupaten Gunungkidul, [6] MTA Cabang Nanggulan Kabupaten Kulon Progo.

Pertanyaanya adalah, apa hikmah dibalik penundaan MTA Bojonegoro? Sebaiknya kita wait and see saja. Yang jelas, penundaan itu memiliki nuansa keindahan tersendiri bila dikaitkan dengan fenomena jelang bulan suci Romadhan.

Pada hari Sabtu, 30 Juli 2011 nanti, ada dua kebahagiaan yang akan dirayakan oleh keluarga besar warga MTA di seluruh Indonesia. [1] Berbahagia karena akan merayakan kebahagiaan atas kelahiran sekaligus peresmian MTA Bojonegoro. [2] Berbahagia karena akan bertemu dengan kedatangan bulan suci Ramadhan.

Akan tetapi kebahagian nomor [1], untuk sementara harus ditunda untuk waktu yang tidak ditentukan. Kebahagiaan itu, untuk selanjutnya dimasukkan di didalam kehangatan bernama Ramadhan. Ia, kebahagiaan itu, marilah kita hangatkan menjadi satu dengan titik-titik adonan kehangatan yang lain.

Titik kehangatan itu kita lebur menjadi sebuah adonan yang satu padu dengan [1] titik adonan sebuah bulan penuh berkah itu. Titik adonan [2] berupa sebuah bulan penuh ampunan itu. Titik adonan [3], berupa sebuah keterhindaran dari nyala api neraka.

BERSAMBUNG....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar