Rabu, 06 Juli 2011

MENDEKATI PUSAT GEMPA [2-tamat]

Kalau Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, namanya identik dengan wajah fundamentalis Islam Indonesia. Sosok bersurban dengan jenggot dibiarkan memanjang ini dalam beberapa bulan terakhir ini, kembali menjadi sorotan media, yang dianggap memiliki keterkaitan dengan jaringan organisasi Jamaah Islamiyah. Sebuah organisasi Islam ‘garis keras’ atau tepatnya teroris yang didakwa berada di balik peristiwa-peristiwa peledakan bom di sejumlah wilayah di tanah air dan kawasan Asia Tenggara.

Benarkah sosok yang selalu lekat dengan terorisme ini mau meledakkan Kota Solo?

Kalau Joko Widodo? Dia-Iah Walikota Solo yang berhasil memindahkan pedagang kaki lima (PKL) di pinggir jalan ke kompleks kios modern tanpa menimbulkan konflik. Di bawah kepemimpian Jokowi, panggilan akrab orang nomor satu di Kota Solo yang dilantik pada tahun 2005 ini telah membuat satu gebrakan, yang sulit disamai bahkan oleh kota semaju Jakarta sekalipun.

Benarkah Jokowi, si juragan mebel ini berani meledakkan Kota Solo?

Ahmad Sukino. Sosok yang lebih sering di panggil Al-Ustadz ini, hampir dapat dipastikan sangat jarang orang mengenalnya. Andai mau membanding dengan keempat sosok di atas, namanya hampir tenggelam dan tak diperhitungkan. Kalau toh ada yang mengenalnya, pasti sebagian dari mereka akan mencibirnya dengan sinis, seperti seorang anonim yang saya kutip melalui http://www.thmoyo.com, sebuah situs milik warga MTA yang saya unduh per tanggal 17 Desember 2010.

 “Sukino kok jenengan padakne jeng nabi. 
Jeng nabi itu menyampaikan kebenaran 
sedang Sukino menyampaikan ketidakjelasan.”

Tak berbeda dengan sosok almarhum Gesang, Ustadz Abu Bakar Ba’asyir atau Didi Kempot, Joko Widodo, dan Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukino adalah sama-sama lahir dari rahim kota Solo dengan julukan kota suhu pendek itu. Akan tetapi bagi warga Majlis Tafsir Al-Qur’an (MTA), sosok sederhana yang memiliki gaya bicara santun dan runut saat memaparkan ide-ide ‘Indonesia Go Qur’anic’ dalam kehidupan sehari-hari ini adalah sosok “the most wanted” untuk setiap butir ledakan tausiyahnya.

Al-Ustadz Drs. Ahmad Sukino adalah nama lain dari sosok yang fenomenal sekaligus Kontroversial. Lewat ajakan yang mengusung ‘Guide You Back To The Right Track’ ini, MTA melaju dan berkembang pesat mewarnai langgam dakwah ke seluruh pelosok tanah air.

Melalui kebersamaan dan kesatuan hati (one heart) dalam menguatkan dan mengupayakan usaha dakwah tanpa mengenal lelah, sampai saat ini, MTA telah memiliki lebih dari 51 perwakilan dan lebih dari 230 cabang yang tersebar dari Sabang sampai Merauke.

Pendekatan dakwah yang dilakukan adalah pendekatan dari hati ke hati. Perkembangan MTA betul-betul dimulai dari bawah. Atas permintaan warga masyarakat untuk mengadakan pengajian rutin. Dari situ lalu berkembang dan merasa mantap akan kebenaran ajaran yang dikaji. Pada tahap berikutnya, mereka mengajukan permohonan untuk menjadi bagian dari keluarga besar MTA. Permohonan ini baru dikabulkan kalau para warga atau siswa setempat telah dinilai oleh Pimpinan Pusat membuktikan kesungguhan mereka dalam mengamalkan Al Qur'an dan As Sunnah dalam kehidupan sehari-hari.

Mau lihat bagaimana ledakan demi ledakan bom yang mengguncang itu, yang ngowah-ngowahi adat itu, yang ora umume wong itu?

Datang dan nikmati suara ledakan bom itu dalam acara JIHAD PAGI, di jalan Serayu No. 12, Semanggi 06/15 Pasar Kliwon, Solo.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar