Rabu, 13 Juli 2011

TAHLILAN YES, SALAT NO [2-Tamat]

Itu pertanyaan yang tidak perlu dijawab. Tidak penting itu. Masa bodoh.

Tidak ada hubungan antara MAKAN dengan BID’AH. Makan... yaa... Makan. Bid’ah ...Ya.... Bid’ah. Bid’ah itu nomor keseratus sekian. Yang penting adalah perut kenyang. Dari perut kenyang menghasilkan resonansi bacaan puji tahlil itu semakin kencang, semakin membahana memenuhi ruangan tempat puji tahlil dilakasanakan.

Dengan demikian, reproduksi pahala yang ditransfer kepada para leluhur, para nenek moyang, para sesepuh sing babat desa, dalam hitungan per sekian detik, sesegera mungkin, as soon as possible (ASAP, bahasa SMS-nya) masuk ke kotak inbox yang disebut kuburan itu.

Di lokasi yang disebut kuburan itu, para pocong-pocong yang arwahnya sedang gentayangan, dengan as soon as possible juga, kembali ke liang lahatnya masing-masing untuk menyambut kiriman doa dari para sanak kadang plus sedulurnya.

Apakah reproduksi doa dari prosesi “RITUAL RUWAHAN” itu betul-betul sampai ke kuburan? Yang ini, terus terang, saya tidak bisa menjawab dengan tingkat akurasi data yang pasti. Yang pasti, saya belum pernah menerima pengaduan berupa complain sms dari para pocong-pocong yang diam seribu bahasa di alam bawah tanah itu. Dan pastinya, saya juga belum pernah merasakan bagaimana nikmatnya orang mati itu . Lha wong saya belum pernah mati.

MAKANYA NGAJI DONG DI KLINIK-KLINIK QURA’NIC TERDEKAT. (BACA: MTA TERDEKAT) 

Itulah, kenapa saya katakan “TAHLILAN itu YES”. Yes-nya adalah karena bisa ‘njagakne endoke blorok’ dengan mengenyangkan perut plus bisa transfer do’a bagi para pocong-pocong di kuburan itu. Bagaimana dengan “SALAT NO?”

Baiklah kalau begitu. 

Coba ajukan pertanyaan ini: “APAKAH BAPAK SHALAT?”, kepada beberapa orang yang hadir pada acara“RITUAL RUWAHAN” itu. Kemungkinan jawaban yang akan diberikan ada tiga.

PERTAMA: saya shalat. 

KEDUA: saya shalat bila perlu, yang disingkat dengan BERLING, Kober lan Eling. 

KETIGA: saya tidak sholat kecuali shalat pada dua hari raya: Idul Fitri dan Idul Adha.

Dari ketiga jawaban yang diberikan, kira-kira jawaban mana yang menduduki ranking ke-1

RANKING PERTAMA adalah salat idul Fitri dan Solat idul Adha.

RANGKING KEDUA adalah shalat BERLING.

RANKING KETIGA betul-betul Salat.

Yang betul-betul shalat itu bisa dihitung dengan jari. Mungkin tidak sampai lima orang. Dan yang lima orang itu pun, salatnya tidak mengikuti sunnah Nabi, sak karepe dhewe. Artinya, sholatnya belum masuk kriteria berikut ini:

SHALAT TEPAT WAKTU, 

ON TIME, 

ASH-SHOLATU ‘ALA WAKTIHA, 

SHALAT DI MASJID, 

LALU BERJAMAAH.

Ironis dan tragis-nya, mayoritas yang hadir pada acara ‘RITUAL RUWAHAN’ itu tidak ada yang sholat. Apalagi berjamaah di masjid dan muhsolla. Dengan ngikut acara itu, seolah ada sebuah klausul hukum yang mengatakan, ‘ORA SHOLAT ORA OPO-OPO, POKOKE MELOK TAHLILAN RUWAHAN (tidak sholat tidak apa-apa, yang penting ikut tahlilan Ruwahan). TITIK.

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar