Selasa, 28 Juni 2011

RUMPUT TETANGGA LEBIH HIJAU [3-Tamat]

A Little Zoo

Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak dari kalangan jin dan manusia.
 Mereka memiliki hati tapi tidak dipergukannya
untuk memahami (ayat-ayat Allah),
dan mereka memiliki mata (tetapi) tidak dipergunakannya
 untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya
untuk mendengarkan (ayat–ayat Allah).
Mereka seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi.
Mereka itulah orang-orang yang lengah
(Al-A’raf [7]:179)

Apa hikmah atau pelajaran yang bisa kita ambil dari kisah si bos pemilik ‘a little zoo’, bila dikaitkan dengan energy, spirit, dan asupan gizi kutipan surat Al-A’raf [7]:179 ini ?

Mari bersama-sama kita merefleksikan kutipan ayat di atas — minimal versi saya lho. Ada tiga perkara penting yang perlu direnungkan. Kalau mau menambahkan, monggo silakan aja. Biar interaksi atau sharing ini bisa memperkaya khazanah keilmuan kita. Amin.

1. Isi neraka jahanam mayoritas dari kalangan jin dan manusia.

Percik nyala api neraka, di dunia saja, panasnya sudah bisa dirasakan oleh bos pemilik ‘a little zoo’. Ini bisa terlihat nyata, bila dikaitkan dengan pernyataan seorang filsuf (namanya lupa) “Hell is the other”, orang lain adalah neraka.

Dalam hal ini, orang-orang terdekatnya; anak dan istrinya adalah neraka itu sendiri. Seorang istri yang seharusnya menjadi ladang amal bagi kehidupan berkeluarga pada saat tertentu adalah neraka itu sendiri. Demikian juga dengan anaknya, yang tak lain adalah buah hatinya, penerus generasinya adalah menjadi neraka itu sendiri. Maka, jadilah rumah tangganya menjadi sebuah ladang pembantaian bernama neraka itu sendiri. Bukan bayti jannati, rumahku adalah surgaku, yang berujung pada keluarga sakinah mawaddah wa rahmah.

2. HATI-MATA-TELINGA.

Tiga instrument dalam surat Al-A’raf di atas dalam konteks ‘rumput tetangga lebih hijau’ yang dimiliki si bos pemilik ‘a little zoo’, secara kasat mata, secara cetho welo-welo, terlihat jelas pada tampak fisik (blegger, jawa)-nya. Akan tetapi, ketiga instrument tadi, sebagaimana disinggung surat di atas, tidak dipergunakannya untuk memahami, melihat, dan mendengarkan (ayat–ayat Allah).
Ayat-ayat Allah dalam konteks keluarga si bos adalah anak dan istrinya. Jangan mentang-mentang jadi bos, punya kuasa, punya jabatan sebagai top leader di institusi keluarga lalu bisa seenak udele dewe bertindak arogan, kasar, dan tidak berperikemanusiaan. Tapi sebaliknya berperikehewanan.

3. Seperti hewan ternak, bahkan lebih sesat lagi

Ketika sisi kemanusiaanya sudah bertransformasi menjadi binatang, maka sisi terdalam dari isi hatinya pun tak jauh beda dengan isi ‘a little zoo’ itu. Yang terjadi adalah hukum rimba yang berlaku. Maka fatwa pun dikeluarakan, bahwa “asu gede menang kerahe.”

Yang menjadi pertanyaan adalah salahkah si bos memelihara lalu ngopeni beragam binatang dalam institusi “a little zoo” itu dibelakang rumahnya?

Sama sekali tidak salah. Bahkan, saya acungkan dua jempol setinggi-tingginya sebagai bentuk apresiasi terhadap kepeduliannya. Tapi, dia lupa bahwa “a little zoo” itu bukan satu-satunya rujukan yang kelak dijadikan model dalam menyelesaikan tiap masalah, terutama dalam keluarga. Apalagi di masyarakat.
Apalagi di hadapan sang Khalik. Apalagi ...dan apalagi.

Sekali lagi, saya jatuh kasihan pada tetangga saya ini. Ia dan segenap crew keluarganya telah menjadi ‘Brand Ambassador’ atau duta merek dari produk-produknya makhluk yang sudah dikutuk oleh Allah Azza Wa Jalla. Syetan Laknatullah.

Untuk menutup cerita ‘a little zoo’ ini, kutipan ayat berikut ini boleh menjadi ‘a cup of coffee’, untuk menghangatkan sebuah renungan. Beruntunglah, kalau hari ini, kita masih dipakai Allah sebagai ‘Brand Ambassador’ untuk menyampaikan jalan kebenaran-Nya. Baik melalui lisan kita, uang kita, kaki kita, tangan kita, mata kita, telinga kita, atau apa pun yang kita miliki. Untuk apa?

Untuk satu maksud: mungkin terlihat sepele ‘en remeh-temeh di mata manusia, tapi mulia di mata Allah SWT.

Barangsiapa diberi petunjuk oleh Allah,
maka dialah yang mendapatkan petunjuk
dan barang siapa yang disesatkan Allah,
maka merekalah yang rugi.
(Al-A’raf [7]:178)

Tamat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar